IPMAFA PATI - Halal Bihalal (HBH) telah menjadi tradisi khas muslim seusai Lebaran, khususnya di daerah Asia Tenggara. Selain bermaafan HBH juga menjadi ajang silaturahmi, sebagaimana yang diselenggarakan Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah (MJMF) pada (3/6) di Masjid Institut Pesantren Mathalu’ul Falah (IPMAFA).
Mengingat kondisi dalam masa pandemi, kegiatan tersebut hanya diperuntukkan intern Santri MJMF beserta musa’id mudir yang mewakili dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dimuai menyemprotan handsanitizer, pemakaian masker, dan berjaga jarak.
Musa’id Mudir MJMF K.H. Dr. Ali Subhan, MA menyampaikan budaya halal bihalal di Indonesia sangat bagus sekali, sebagai sarana silaturahmi bagi sesama yang penuh makna. “Selain adanya hubungan vertikal kepada Allah SWT, manusia juga memiliki hubungan horizontal pada sesama manusia. Sehingga manusia tidak bisa lepas dari nafsu, pikiran, akal. Dimana nafsu sangat berpotensi melakukan kesalahan.”, tutur Kiai Ali.
Dalam mauizahnya Kiai Ali menyampaikan sebuah hadist Rasulullah SAW, bahwa pernah terdapat sahabat yang bertanya: “Tahukah engkau wahai sahabat, siapa orang yang bangkrut?”, Sahabat menjawab:” Bagi kami orang yang bangkrut adalah yang tidak punya uang atau tidak punya harta benda.”, Rasulullah pun menjawab:
فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا، وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطِى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا مِنٰ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يَقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya umatku yang bangkrut
adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat,
tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta
membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk
diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara
tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari
setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga
akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (HR. Muslim No. 4678)
Kiai Ali menambahkan, orang-orang yang bangkrut, termasuk umat rasulullah meski rajin shalat, ibadah serta banyak kebaikan lainnya, tetapi di hari kiamat ketika dihisab terdapat berdatangan orang yang mengadu dan memprotes kepada Allah terhadap prilaku orang yang bangkrut dimana pernah dirinya menyakiti hati orang lain. Akhirnya pahala yang dimiliki habis diberikan pada orang yang tersakiti.
“Tidak cukup ibadah rajin, tetapi harus mempunyai akhlak prilaku yang baik kepada siapapun, menghargai yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Jadi pada kesempatan ini bagaimana kita tidak menjadi orang yang bangkrut maka kita harus saling memaafkan. Biar kita tidak dituntut diakhirat nanti dan biar dimasukkan surganya Allah Ta’ala” pungkas Kiai Ali dalam mauizahnya. (Umi Lathifah/Redaksi)