Pelatihan Public Speaking kembali
diselenggarakan oleh Musyrif-musyrifah masa Khidmat 2018/2019, Senin (10/12/18)
di aula I IPMAFA. Acara tersebut untuk memberi pembekalan kepada mahasiswa
dalam memiliki skill komunikasi yang baik. Dengan menghadirkan alumni Ipmafa, Muhammad
Farid Abbad SSos (Gus Farid) sebagai narasumber, pelatihan public speaking
sukses dilaksanakan dengan antusias tinggi dari mahasiswa selama kegiatan.
Di hadapan lebih dari 100 mahasiswa yang
hadir, Farid menyampaikan bahwa nervous
atau gerogi, teknik public speaking kurang dikuasai, dan belum matangnya penguasaan
materi sering kali menjadi momok serius untuk berbicara di depan umum. Setiap
orang dilahirkan tidak untuk menjadi speaker, tetapi menjadi seorang speaker
dapat dibentuk 30% dari lingkungan, 50% dari latihan, dan hanya 20% dari bakat
yang dimiliki. Teknis komunikasi ini meliputi bagaimana melatih teknik variasi
suara, ekspresi wajah, kontak mata, serta bahasa tubuh, semua itu wajib
dilakukan bagi speaker.
Disampaikan pula Teori Confusius “Apa yang saya dengar,
saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya kerjakan,
saya pahami.” Menurut Farid, berusaha
fokus dan menghadirkan kepekaan rasa ataupun kesadaran di setiap kegiatan yang
dijalani perlu dimiliki oleh seorang speaker. Selain itu penting menerapkan Pola
TRANS; Terima, Rasakan, Alami, Nikmati, serta Syukuri. Semua itu bila
diterapkan pada diri seseorang akan menjauhkan dari tekanan yang sifatnya
menurunkan semangat.
“Seorang speaker perlu membangun kepercayan diri, selalu
belajar dari pengalaman, siapkan materi dengan baik, pahami penyebab nervous.
Cobalah aktif menyampaikan gagasan, minimal bertanya jangan hanya tidur, ikuti
alur di kelas, coba latih mental diri, tingkatkan di forum-forum besar, bangkitkan rasa percaya
diri, perbanyak jam terbang, latih dengan tujuan menghindari nervous walaupun
pada dasarnya kurang berbobot, perkaya diri dengan membendaharaan kata, serta masuk
di organisasi.” Itulahj tips-tips yang disampaikan Gus Farrid.