Kodrat seorang perempuan salah satunya adalah
haid (mestruasi). Haid merupakan keluarnya darah dari kemaluan perempuan yang
sudah memenuhi masa baligh dan tidak dikarenakan sakit. Di Ma’had Jami’ah
Mathali’ul Falah sendiri pada malam jum’at (11/10/18) telah mulai diadakan
kursus rutin mengaji kitab Risalatul Mahid bagi para santri.
Para musyrifah Mahad sebagai tutor
kursus lebih memfokuskan pada bab haid (mestruasi) dengan pertimbangan para perempuan
setiap bulan mengalaminya. Banyak perempuan yang telah memasuki masa
baligh tapi dari mereka sendiri kurang mengetahui bagaimana menyikapi hal
tersebut, mulai dari amalan-amalan yang dilakukan ketika haid,
larangan-larangan ketika haid, dan cara bersuci dari hadas besar (haid).
Islam merupakan agama rohmatal lil’alamin yang
bukan hanya membahas tentang ibadah dan sekumpulan
syariat, tetapi juga membahas detail tentang haid. Meskipun
perempuan yang haid itu dalam keadaan tidak suci dan meninggalkan amalan-amalan
dalam ibadah mahdhoh (ibadah yang murni seperti meninggalkan sholat, puasa,
membaca Al-Qur’an, dan haji), serta hubungan suami istri tetapi tetap
berkesempatan mendapatkan pahala.
Siti Khoirutun Nisa’ selaku
tutor dalam kursus ini menjelaskan bahwa amalan-amalan bagi perempuan ketika sedang haid diantaranya: Pertama, di hari-hari awal haid disunnahkan membaca doa “"الحمد لله على كلّ حال واستغفرالله من كلّ ذنب. Kedua, membaca solawat nabi sebanyak-banyaknya.
Serta sholat sunnah yang dapat dikerjakan ketika telah suci dari haid. Adapun
niatnya: أصلى سنّة بعدية الحيض ركعتين مستقبل القبلة لله
تعالى. Adapun cara bersuci dari haid perempuan tersebut diwajibkan untuk segera bersuci (mandi besar) dan
melaksanakan kewajibanya kembali sebagai seorang muslimah.
Waallahu’alam Bishowab.